Resensi
Novel
Red Riding Hood
Oleh : Sri Sumariyanti (XI Akselerasi)
Red Riding Hood
Oleh : Sri Sumariyanti (XI Akselerasi)
Tahun : 2011
Penulis : Sarah Blakley-Cartwrigh
Penerjemah : Nuraini Mastura , Putra Nugraha , Sujatini Liza
Jumlah Halaman : IX + 348 halaman
Penerbit : Mizan Fantasi
Bersumber
dari naskah film yang ditulis oleh Davd Leslie Johnson yang berjudul The Girl
With the Riding Hood dan berdasarkan ide dari Leonardo Dicaprio , Sarah Blakley
mencoba untuk menulis novel yang berjudul Red Riding Hood. Dalam novelnya ini
Sarah Blakley menyuguhkan perpaduan cerita yang menarik yang mengeksplorasikan
kemarahan remaja – remaja dan jebakan – jebakan dari tubuh dewasa dan jatuh
cinta. Meski apa pun yang mungkin dikatakan dalam buku ini, dia sesungguhnya
lebih suka serigala daripada manusia.
Novel
Red Riding Hood karya Sarah Blakley ini menceritakan tentang petualangan
seorang gadis remaja bernama Valerie, 17 tahun, yang tinggal disebuah desa yang
bernama Daggorhorn. Ia tinggal bersama orang tua dan kakak perempuannya.
Ayahnya bernama Cesair, ibunya bernama Suzette, dan kakaknya bernama Lucie.
Suatu
hari, Valerie dan Lucie bersama ketiga temannya yaitu Roxane, Prudence, dan
Rose pergi ke ladang gandum bersama warga desa lainnya untuk memanrn gandum.Ini
adalah yang pertama untuk Valerie. Disana dia bertemu dengan Peter, teman
kecilnya yang dulu tinggal di Daggorhorn. Namun, kemudian Peter pindah entah
kemana dan kini Valerie pun merasa senang karena ia bertemu lagi dengan Peter.
Tetapi, Peter tak ingat lagi dengan Valerie.
Pada
malam hari setelah panen selesai , mereka berkemah di padang rumput. Tempat
perkemahannyapun terpisah antara laki – laki dan perempuan. Valerie bersam
temannya menyelinap ke tempat kemah para anak laki – laki. Tanpa diduga Sang
Serigala datang dan menyerang tempat perkemahan tersebut. Para warga pun
berlari menyelamatkan diri menaiki sampan untuk pulang ke Daggohorn.Tetapi,
Lucie terpisah dari Valerie. Valerie pun tidak mengkhawatirka hal itu karena Valerie
menggira bahwa Lucie sudah kembali ke desa bersama ketiga temanya. Suzette
merasa kecemasannya sedikit berkurang
karena anaknya sudah pulang. Tetapi, Suzette masih cemas dengan Lucie
karena sampai tengah malam dia belum juga pulang.
Keesokan
harinya Lucie ditemukan tewas. Suzette sangat syok mendengar anak pertamannya meninggal
. Warga desa pun ikut panik dengan kejadian meninggalnya Lucie. Penyebab
meninggalnya Lucie masih dipertanyakan oleh warga desa tersebut. Banyak orang
mengira kalu Luci meninggal karena diserang oleh Serigala pada kejadian
ditempat perkemahan. Untuk membuktikan kejadian itu warga desa mendatangkan
seorang pendeta yang berpengalamn dalam menelusuri kejadian – kejadian yang
berhubngan dengan serangan sang serigala. Ternyata dugaan para warga itu benar,
Luci meninggal memang diserang oleh sang serigala. Hal itu terbukti dengan
adanya bekas cakaran kuku dimuka Lucie dan baju Lucie yang robek – robek
seperti diterkam oleh serigala.
Serigala
itu kini menjadi sesuatu yang harus dipecahkan misterinya. Pendeta Solomon
mengatakan bahwa serigala tersebut bukanlah serigala biasa melainkan manusia
serigala, dan dia kini berada dilingkungan warga desa Daggohorn tersebut. Pendeta
Solomon juga mengatakan bahwa sang serigala itu mengginkan salah satu warga di
desa yang berjubah merah tersebut yaitu Valerie. Suzette si ibu menjadi gila
mendengar kabar itu, bahkan ia juga mencaci maki warga desa karena ia tidak mau
anaknya dijadikan tumbal persembahan di altar pada bulan berdarah besok malam.
Nyawa Valerie kini berada diujung tanduk.
Hal
yang menarik dari novel ini adalah saat Peter berkata bahwa dia sebenarnya
mengginginkan Valerie. Karena keduanya saling menyukai mereka berdua berniat
menjalin hubungan. Tetapi tak diduga ternyataa Valerie sudah dijodohkan dengan
Henry Lazar, seorang pemuda tertampan dan terkaya di desa Daggohorn. Padahal
sebelumnya Henry Lazar adalah tunangan Lucie, dan Valeri pun mnolak perjodohan
itu karena Valerie tidak ingin dikatai sebagai perusak hubungan orang lain.
Mendengar kejadian itu Peter memutuskan untuk tidak menjalin hubungan dengan
Valeri lagi dan berniat akan menninggalkannya.
Teman
– teman Prudence dan Rose Valerie yang mendengar tentang berita itu mulai
menjauhi Valeri, karena mereka merasa iri dengan Valerie yang dijodohkan dengan
Henry Lazar. Ketika mereka berdua mendengar bahwa Valerie akan dijadikan tumbal
untuk memancing datangnya sang serigala, mereka berdua senag karena dengan
kepergiannya Valeri Prudence dan Rose bisa mendekati Henry.
Selain
penuh dengan misteri novel ini juga mengisahkan tenteng pengorbanan
cinta.Seperti yang dilakukan Peter yang melepaskan Valerie untuk bersama dengan
Henry Lazar. Sebagai novel yang bernuansa menegangkan yang penuh dengan misteri
serta bergenre paranormal dan dongeng rakyat desa Daggohorn yang penuh tanda
tanya dengan kemunculan manusia serigala. Novel ini sangat cocok untuk
dinikmati remaja hingga dewasa.
Keunggulan
novel ini terletak pada penggunaan bahasa yang mudah dipahami, pembentukan
karakter tokohnya yang kuat, serta inti cerita ini tidak langsung menyebutkan
kebenaran misteri serigala sehingga menbuat pembaca penasaran dengan mmanusia
serigala tersebut. Red Riding Hood buakn hanya sekedar sebuah dongeng, tetapi
Red Ridig Hood ini lebih menjolkan pada kisah universal tentang cinta ,
kebenaran, dan tumbuh dewasa.