Nonformal Education UNY

Kamis, 09 Agustus 2012

Resensi Novel Red Riding Hood


Resensi Novel
Red Riding Hood
Oleh : Sri Sumariyanti (XI Akselerasi)

Judul Novel                 : Red Riding Hood
Tahun                          : 2011
Penulis                         : Sarah Blakley-Cartwrigh
Penerjemah                  : Nuraini Mastura , Putra Nugraha , Sujatini Liza
Jumlah Halaman          : IX + 348 halaman
Penerbit                       : Mizan Fantasi

Bersumber dari naskah film yang ditulis oleh Davd Leslie Johnson yang berjudul The Girl With the Riding Hood dan berdasarkan ide dari Leonardo Dicaprio , Sarah Blakley mencoba untuk menulis novel yang berjudul Red Riding Hood. Dalam novelnya ini Sarah Blakley menyuguhkan perpaduan cerita yang menarik yang mengeksplorasikan kemarahan remaja – remaja dan jebakan – jebakan dari tubuh dewasa dan jatuh cinta. Meski apa pun yang mungkin dikatakan dalam buku ini, dia sesungguhnya lebih suka serigala daripada manusia.
Novel Red Riding Hood karya Sarah Blakley ini menceritakan tentang petualangan seorang gadis remaja bernama Valerie, 17 tahun, yang tinggal disebuah desa yang bernama Daggorhorn. Ia tinggal bersama orang tua dan kakak perempuannya. Ayahnya bernama Cesair, ibunya bernama Suzette, dan kakaknya bernama Lucie.
Suatu hari, Valerie dan Lucie bersama ketiga temannya yaitu Roxane, Prudence, dan Rose pergi ke ladang gandum bersama warga desa lainnya untuk memanrn gandum.Ini adalah yang pertama untuk Valerie. Disana dia bertemu dengan Peter, teman kecilnya yang dulu tinggal di Daggorhorn. Namun, kemudian Peter pindah entah kemana dan kini Valerie pun merasa senang karena ia bertemu lagi dengan Peter. Tetapi, Peter tak ingat lagi dengan Valerie.
Pada malam hari setelah panen selesai , mereka berkemah di padang rumput. Tempat perkemahannyapun terpisah antara laki – laki dan perempuan. Valerie bersam temannya menyelinap ke tempat kemah para anak laki – laki. Tanpa diduga Sang Serigala datang dan menyerang tempat perkemahan tersebut. Para warga pun berlari menyelamatkan diri menaiki sampan untuk pulang ke Daggohorn.Tetapi, Lucie terpisah dari Valerie. Valerie pun tidak mengkhawatirka hal itu karena Valerie menggira bahwa Lucie sudah kembali ke desa bersama ketiga temanya. Suzette merasa kecemasannya sedikit berkurang  karena anaknya sudah pulang. Tetapi, Suzette masih cemas dengan Lucie karena sampai tengah malam dia belum juga pulang.
Keesokan harinya Lucie ditemukan tewas. Suzette sangat syok mendengar anak pertamannya meninggal . Warga desa pun ikut panik dengan kejadian meninggalnya Lucie. Penyebab meninggalnya Lucie masih dipertanyakan oleh warga desa tersebut. Banyak orang mengira kalu Luci meninggal karena diserang oleh Serigala pada kejadian ditempat perkemahan. Untuk membuktikan kejadian itu warga desa mendatangkan seorang pendeta yang berpengalamn dalam menelusuri kejadian – kejadian yang berhubngan dengan serangan sang serigala. Ternyata dugaan para warga itu benar, Luci meninggal memang diserang oleh sang serigala. Hal itu terbukti dengan adanya bekas cakaran kuku dimuka Lucie dan baju Lucie yang robek – robek seperti diterkam oleh serigala.
Serigala itu kini menjadi sesuatu yang harus dipecahkan misterinya. Pendeta Solomon mengatakan bahwa serigala tersebut bukanlah serigala biasa melainkan manusia serigala, dan dia kini berada dilingkungan warga desa Daggohorn tersebut. Pendeta Solomon juga mengatakan bahwa sang serigala itu mengginkan salah satu warga di desa yang berjubah merah tersebut yaitu Valerie. Suzette si ibu menjadi gila mendengar kabar itu, bahkan ia juga mencaci maki warga desa karena ia tidak mau anaknya dijadikan tumbal persembahan di altar pada bulan berdarah besok malam. Nyawa Valerie kini berada diujung tanduk.
Hal yang menarik dari novel ini adalah saat Peter berkata bahwa dia sebenarnya mengginginkan Valerie. Karena keduanya saling menyukai mereka berdua berniat menjalin hubungan. Tetapi tak diduga ternyataa Valerie sudah dijodohkan dengan Henry Lazar, seorang pemuda tertampan dan terkaya di desa Daggohorn. Padahal sebelumnya Henry Lazar adalah tunangan Lucie, dan Valeri pun mnolak perjodohan itu karena Valerie tidak ingin dikatai sebagai perusak hubungan orang lain. Mendengar kejadian itu Peter memutuskan untuk tidak menjalin hubungan dengan Valeri lagi dan berniat akan menninggalkannya.
Teman – teman Prudence dan Rose Valerie yang mendengar tentang berita itu mulai menjauhi Valeri, karena mereka merasa iri dengan Valerie yang dijodohkan dengan Henry Lazar. Ketika mereka berdua mendengar bahwa Valerie akan dijadikan tumbal untuk memancing datangnya sang serigala, mereka berdua senag karena dengan kepergiannya Valeri Prudence dan Rose bisa mendekati Henry.
Selain penuh dengan misteri novel ini juga mengisahkan tenteng pengorbanan cinta.Seperti yang dilakukan Peter yang melepaskan Valerie untuk bersama dengan Henry Lazar. Sebagai novel yang bernuansa menegangkan yang penuh dengan misteri serta bergenre paranormal dan dongeng rakyat desa Daggohorn yang penuh tanda tanya dengan kemunculan manusia serigala. Novel ini sangat cocok untuk dinikmati remaja hingga dewasa.
Keunggulan novel ini terletak pada penggunaan bahasa yang mudah dipahami, pembentukan karakter tokohnya yang kuat, serta inti cerita ini tidak langsung menyebutkan kebenaran misteri serigala sehingga menbuat pembaca penasaran dengan mmanusia serigala tersebut. Red Riding Hood buakn hanya sekedar sebuah dongeng, tetapi Red Ridig Hood ini lebih menjolkan pada kisah universal tentang cinta , kebenaran, dan tumbuh dewasa.